Studi di Korea: Perempuan Bergaji Tinggi Lebih Banyak Memiliki Anak


Ilustrasi perempuan karier Asia
Ilustrasi perempuan karier Asia (sumber: diversityinc)
Ceritatentang.com - Studi di Korea: Perempuan Bergaji Tinggi Lebih Banyak Memiliki Anak
Ada kekhawatiran kehilangan pekerjaan pada mereka yang bekerja di sektor swasta.


Menurut sebuah penelitian, ibu pekerja yang memiliki pendapatan lebih tinggi, cenderung memiliki lebih banyak anak daripada mereka yang bergaji lebih rendah.

Perempuan yang bekerja di sektor publik, termasuk pegawai negeri, juga memiliki lebih banyak anak daripada mereka yang bekerja di sektor swasta. 

Korea Institute for Health dan Social Affairs mengatakan rata-rata angka kesuburan dari perempuan dengan gaji bulanan lebih dari Rp18 juta lebih tinggi daripada mereka yang berpenghasilan kurang dari Rp9 juta, dalam sebuah analisa tentang korelasi antara angka kelahiran dan kondisi pekerjaan perempuan. 

Institut riset yang dikelola pemerintah ini mengatakan analisa ini menggunakan survei yang sudah ada tentang pasar pekerjaan di negara tersebut, yang dilakukan dari 1998 hingga 2008 oleh sebuah panel buruh. Sekitar 5000 rumah tangga berpartisipasi dalam survei.

Ketika meneliti ke dalam hubungan antara kondisi bekerja perempuan dan kesempatan mereka memiliki anak kedua, laporan ini mengungkapkan bahwa pekerja paruh waktu dengan gelar sarjana cenderung lebih bisa memiliki anak kedua daripada pekerja biasa. 

“Angka kesuburan perempuan dengan penghasilan lebih tinggi, menunjukkan lebih tinggi sementara perempuan yang mengejar karier cenderung memiliki bayi yang lebih sedikit,” kata institut ini sehari sebelum mengadakan sebuah simposium tentang angka kelahiran yang rendah dan masyarakat yang menua di Seoul pada Senin (17/12). 

“Untuk meningkatkan angka kelahiran, (pemerintah) perlu untuk mengimplementasikan kebijakan praktis untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga, dan memimpin perubahan fundamental dalam kebudayaan (sosial),” ujar pihak Institut. 

Perempuan bekerja di bidang swasta memiliki kecenderungan memiliki anak yang lebih sedikit karena khawatir kehilangan pekerjaan ketika dibandingkan dengan mereka yang bekerja di pegawai negeri dengan level jaminan pekerjaan yang lebih tinggi. 

Laporan ini memperlihatkan bahwa perempuan dalam usia 30-an tahun yang bekerja di sektor pemerintah memiliki rata-rata 0,67 lebih banyak anak daripada mereka di sektor swasta. 

“(Penelitian) ini memperlihatkan secara statistik bahwa ketakutan akan kelahiran anak yang menginterupsi karier perempuan, memiliki dampak besar dalam menurunkan tingkat kesuburan,” ujar profesor dari Universitas Myongji, Woo Suk-jin, yang berpartisipasi dalam riset ini. 

Comments