
Ban tiba di Seoul pada Sabtu pagi menghadiri KTT keamanan nuklir yang diikuti 53-negara pada Senin dan Selasa, yang berlangsung di bawah bayangan rencana Pyongyang untuk meluncurkan sebuah roket, konon guna menempatkan satelit ke orbit.
Amerika Serikat, Australia dan negara-negara lain melihat langkah itu sebagai dalih untuk tes rudal jarak jauh yang dilarang oleh PBB.
"Presiden Lee dan Sekjen Ban berbagi pemahaman bahwa rencana Korea Utara mengumumkan untuk meluncurkan sebuah roket telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," kata kantor Lee dalam satu pernyataan pers, seperti yang dikutip dari AFP.
"Mereka menyatakan keprihatinan atas peluncuran yang mereka sepakat akan menjadi kuburan tindakan provokatif terhadap masyarakat internasional." kata kantor itu.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan kedua pihak sepakat untuk bekerja sama menangani setiap ancaman yang timbul dari peluncuran roket yang diusulkan.
Di Kuala Lumpur, Ban Ki-moon mengatakan pada Kamis bahwa dia akan mengungkapkan rencana peluncuran Korea Utara pada KTT Seoul pekan depan, dan menyatakan "keprihatinan mendalam" atas masalah ini.
Pyongyang telah mengatakan setiap upaya Korea Selatan untuk mengatasi program nuklir Korea Utara di pertemuan puncak 26-27 Maret akan dilihat sebagai deklarasi perang.
Tetapi program dan peluncuran roket diharapkan menjadi topik panas di sela-sela pertemuan tersebut, yang akan melihat Presiden AS Barack Obama dan para pemimpin dunia lainnya bertemu untuk membahas masalah keamanan nuklir.
Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB berlalu setelah Korea Utara menggelar rudal dan uji nuklir pada tahun 2009 yang melanggar larangan peluncuran rudal balistik untuk tujuan apapun.
Ban mengatakan di Kuala Lumpur bahwa hal itu juga dapat merusak tanda-tanda positif terakhir mengenai upaya-upaya diplomatik yang berjalan lama untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara.
(Uu.H-AK)
Sumber
Comments
Post a Comment