Rusia kecam resolusi PBB mengenai Suriah

Rusia, Sabtu (24/3), menuduh resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang baru disahkan sebagai sepihak, dan memperingatkan resolusi itu bertentangan dengan upaya internasional untuk menyelesaikan konflik di Suriah.

"Dokumen tersebut memberi penilaian sepihak bagi berbagai kegiatan di negeri itu dan hanya menuduh pemerintah Suriah atas kerusuhan di negerinya ... Resolusi tersebut juga mengabaikan upaya internasional yang ditujukan untuk menyelesaikan krisis itu," kata Kementerian Luar Negeri di Moskow dalam satu pernyataan.

"Pengesahan mengenai resolusi yang tak sesuai dan bias tersebut bertentangan dengan upaya masyarakat internasional untuk menstabilkan situasi di Suriah," tambah pernyataan itu.

Kementerian Luar Negeri Rusia sekali lagi mendesak agar gencatan senjata segera dilaksanakan oleh semua pihak dan dialog politik diselenggarakan di seluruh negeri tersebut tanpa campur tangan asing.

"Kami mendesak dipatuhinya kebijakan ini," kata kementerian tersebut sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi.

Dewan Hak Asasi Manusia, Jumat (23/3), mensahkan resolusi mengenai Suriah, dan mengutuk pemerintah Suriah karena "melakukan pelanggaran hak asasi manusia di negeri itu", tapi tidak menyebut-nyebut peran oposisi dalam kerusuhan yang sedang berkecamuk.

Federasi Rusia, Kuba dan China memberi suara yang menentang resolusi tersebut.

Sementara itu kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan sekelompok pelaku teror yang bersenjata, Sabtu, meledakkan pipa saluran gas di Provinsi Deir Az-Zour, Suriah timur, yang paling akhir dari serangkaian aksi sabotase dengan sasaran pipa saluran gas dan minyak, yang berada di seluruh Suriah.

Pipa saluran tersebut menyalurkan gas antara Deir Az-Zour dan Provinsi Homs di Suriah tengah, kata SANA. Ditambahkannya, pipa saluran itu menyalurkan gas untuk instalasi generator listrik di Homs.

Ledakan itu mengakibatkan kebocoran sebanyak 700.000 meter kubik gas, kata SANA.

Dengan mengutip keterangan sumber resmi dari Kementerian Perminyakan, SANA melaporkan gas yang dipompa segera dihentikan setelah ledakan tersebut. Ditambahkannya, pekerja pemeliharaan telah mulai memperbaiki pipa saluran itu agar proses pemompaan bisa dilanjutkan dan diperkirakan beroperasi lagi dalam waktu 72 jam setelah ledakan.

Sedikitnya sembilan pipa saluran telah menjadi sasaran sejak meletusnya kerusuhan di Suriah pada pertengahan Maret tahun lalu. Suriah menuduh apa yang disebutnya "penyabot" bertanggung jawab atas semua serangan tersebut.

Awal Januari, Menteri Perminyakan Suriah Sufian Allaw mengatakan aksi teror yang dilancarkan oleh beberapa kelompok bersenjata terhadap pipa saluran gas dan minyak serta lembaga lain perminyakan. Aksi itu dan sanksi Uni Eropa atas minyak Suriah benar-benar telah merusak sektor perminyakan Suriah. Jumlah kerugian, katanya, mencapai dua miliar dolar AS.

Sumber

Comments