
MEDAN (Berita): Ratusan aparat dari TNI dan Polri, berjaga-jaga di gedung wakil DPRD Sumut, guna mengamankan aksi unjuk rasa massa menolak kenaikan harga BBM yang diperkirakan akan mendatangi gedung wakil rakyat tersebut. Pantauan wartawan di lapangan, Senin (26/03), sekira pukul 9.00 WIB, aparat kepolisian telah memblokade pintu masuk pagar gedung dewan. Sementara di dalam gedung juga puluhan aparat TNI telah siaga, membantu aparat kepolisian mengantisipasi datangnya demo.
Pagar berduri juga telah dipasang di sepanjang pagar gedung DPRD Sumut. Demo menolak kenaikan harga BBM, tampaknya terus bergulir di Kota Medan beberapa hari belakangan ini. Beragam isupun bermunculan, dengan menghembuskan berita-berita yang cukup mengundang kekhawatiran. Sebagaimana disebutkan selain akan mengepung gedung-gedung pemerintahan, massa disebut-sebut juga akan menggelar aksi di Bandara Polonia Medan.
Akibatnya, hingga siang ini Kota Medan mencekam, sejumlah pertokoan banyak yang tutup dan jalan-jalan protokol yang biasanya macet, sedikit lengang. Bandara Polonia juga diblokade dengan pagar berduri. Sedangkan di kantor-kantor pemerintah, juga dilakukan antisipasi agar demo massa yang datang tidak anarkis.
Spanduk besar bertuliskan “Kami mendukung unjuk rasa, unjuk rasalah dengan damai, dan Kami cinta damai kami dukung aksi unjuk rasa” terpampang di kantor-kantor seperti kantor Walikota Medan dan DPRD Sumut.
Selain itu, para tokoh, seperti tokoh pekerja maupun tokoh masyarakat juga mengimbau untuk tidak melakukan demo anarkis, karena justru akan merugikan. Sebagaimana imbauan yang diserukan oleh Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (SPSI) Sumut, H Mukhyir Hasan Hasibuan, baru-baru ini. Menurutnya sah-sah saja jika masyarakat melakukan aksi dan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan BBM. “Namun aksi anarkis yang dilakukan akan merugikan diri sendiri,” katanya.
Sumber
Comments
Post a Comment